Tampilkan postingan dengan label Militer. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Militer. Tampilkan semua postingan

Rabu, 29 Juni 2016

Mental ayam sayur ala malaysia dalam kasus laut cina selatan

Hercules Malaysia dicegat F16 TNI AU
Ilustrasi Pencegatan Hercules oleh F-16
Seperti kita ketahui dalam waktu beberapa hari yang lalu, pemerintah Malaysia terkesan galau dalam menjelaskan kasus pelanggaran wilayah indonesia oleh pesawat hercules mereka. Dalam waktu berdekatan pejabat-pejabat Malaysia mengeluarkan pernyataan yang saling berlawanan dan simpang siur. Hal ini mengingatkan saya bagaimana sikap pemerintah Malaysia menghadapi hilangnya pesawat Malaysia Airlines yang sampai saat ini belum ketemu. Dalam dua kasus ini terlihat bahwa pemerintah Malaysia sangat tidak berkompeten dan dari waktu ke waktu selalu mengeluarkan pernyataan yang berbeda-beda.

F16 TNI AU sepulang dari tugas memperingatkan Hercules Malaysia
F16 TNI AU sepulang dari tugas memperingatkan Hercules Malaysia

Pilot-pilot yang mengawaki F16 tersebut
Pilot-pilot yang mengawaki F16 tersebut

Berita awal mula sekali dari Malaysia

Perlu dicatat bahwa pihak yang pertama sekali memberitakan bahwa pesawat hercules mereka di cegat adalah dari Malaysia sendiri. Hal ini diberitakan media Malaysia berdasarkan informasi dari pejabat tingkat tinggi Malaysia yaitu Jenderal Roslan Saad, Kepala Angkatan Udara Malaysia (RMAF-Royal Malaysian Air Force) dan disampaikan oleh mentri Datuk Seri Hishammuddin Hussein.
Hishammuddin Hussein
Hishammuddin Hussein
Dalam press releasnya, Hishammuddin berkata : "Yes, we have received information that the flight was intercepted by two Indonesian jets. However, we do not have full details of the incident.". Komentar ini dikutip oleh berbagai media Malaysia jauh sebelum diberitakan di Indonesia.


Respons Indonesia meluruskan kesalahan pemahaman Jenderal, menteri dan media Malaysia

Disini terlihat keprofesionalan TNI dalam menghadapi situasi. Pada releasenya TNI justru membantah pernyataan Jenderal dan Mentri malaysia. Tidak seperti Malaysia yang terkesan panik sampai-sampai setingkat jenderal dan menteri harus berkomentar salah. Indonesia cukup merespons oleh pejabat setingkat kepala dinas :

Marsma Wieko Syofyan
Kadispen TNI AU Marsma Wieko Syofyan 
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma Wieko Syofyan berkata:
"Informasinya peristiwa itu bukan sampai dicegat di Natuna. Pesawat itu memang memasuki wilayah kita, kita hanya memperingatkan pesawat tersebut bahwa pesawat Anda telah masuki wilayah NKRI".

Malaysia kebakaran jenggot

Lucunya sehari kemudian menteri hissamuddin menarik ucapannya dengan berkata :
"It must be noted that the MEGA 207 was not intercepted by the TNI-AU. An interception warrants the forcing down of our C-130 which did not occur. It was a mere visual identification of our aircraft"

Jikalau hal ini disetop disini, sebenarnya baik publik, TNI maupun media di Indonesia tidak terlalu menganggap hal ini sebagai suatu masalah. Akan tetapi entah karena sudah malu memberikan pernyataan yang salah atau memang disengaja untuk memberikan kesan bahwa pemerintah malaysia berani dalam menegakkan kedaulatan, menteri hissamuddin ini kemudian menebar ancaman :
"This incident will not be taken lightly. We will continue to use this route without any reservations. As far as Malaysia is concerned, MEGA 207 conducted the scheduled training mission on a pre-determined flight route, in accordance with a flight plan that has been sent using the usual Standard Operating Procedure."

Berikut adalah kutipan suratnya :
Alleged Intercept by TNI-AU F-16S on RMAF's C130
Alleged Intercept by TNI-AU F-16S on RMAF's C130

Malaysia mental ayam sayur

Hal ini tentu sangat kontras terhadap sikap malaysia dalam hal pelanggaran wilayah ditambah dengan pencurian kekayaan alam yang dilakukan China terhadap wilayah Malaysia. Ketika menghadapi China pemerintah Malaysia terkesan membiarkan dan menutup mata. Berbeda dengan sikap pemerintah Indonesia yang konsisten terhadap pelanggaran kedaulatan wilayah tidak perduli apakah negara tersebut negara besar atau negara kecil.